Sejarah Kota Tarakan
Kota Tarakan berdasarkan cerita rakyat berasal dari bahasa Tidung kuno yakni dari kata Tarak dan Ngakan, dalam bahasa Tidung Tarak mempunyai arti bertemu sedangkan Ngakan berarti Makan. Kata ngakan
merupakan indikasi bahwa para nelayan dulu sering berisitirahat dan
makan dipulau ini, yang menjadi tempat pertemuan para nelayan disekitar
pulau ini seperti dari daerah Salim batu, tana lia, Pulau bunyu,
Sesayap, Sembakung dan lain lain. Tarakan juga sebagai tempat
bermuaranya tiga sungai besar diutara Kalimantan Timur seperti sungai
Sesayap/Malinau, Sungai Kayan, dan Sungai Sembakung.
Tarakan juga disebut dengan istilah Tengkayu yang dari bahasa Tidungnya berarti daerah yang dikelilingi oleh laut atau Pesisir.
Pulau
seluas 241,5 KM yang sebagian besar masih merupakan hutan lindung
terutama dipesisir pantai wilayah selatan. Kondisi ini merupakan
panorama alam yang indah antara hutan lindung, bukit, hutan konservasi,
kelong nelayan, perkebunan, pantai dan peninggalan sejarah berupa tugu
jepang dan tugu ostrali.
Menurut sejarah Tarakan pernah menjadi
lokasi pertempuran sengit perang dunia ke 2 antara tentara jepang
dengan tentara ostrali. Sebanyak 235 tentara ostrali tewas pada
pertempuran itu. Di kota Tarakan masih terdapat banyak tugu peringatan
tentara ostrali di lokasi yang sekarang menjadi sebuah kompleks
militer. Tugu peringatan ini dibangun untuk mengenang tentara
ostrali yang tewas dalam upaya membebaskan Tarakan dari pendudukan
jepang. Dilokasi lainnya terdapat kuburan tentara jepang yang berada
dibekas bunker jepang dikawasan perbukitan .
Obyek wisata di
kota Tarakan antara lain Pantai Amal yang berjarak 11 KM dari pusat
kota. Pantai ini memiliki panorama nyiur melambai dengan pemandangan
yang cukup indah dan letaknya di kecamatan Tarakan Timur. Setiap dua
taon sekali di Pantai Amal ini akan diselenggarakan Pesta Adat Tidung
yakni "IRAW TENGKAYU".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar